English / Bahasa
It’s been a while since I wrote my last entry. Over the past few weeks I’ve been doing the night shift, from 9pm to 6am. Maybe from the exhaustion I caught a cold, and then came down with a high fever and swollen tonsils. I chose to recover at home. I got a doctor’s certificate, but the certificate wasn’t accepted by my workplace, so they recorded me as absent for several days. Fortunately, I’m recovered now.
Today I want to talk a bit about why unions are important for workers like me. I have been a member of my factory union since 2007. The reason why I became I member is because I view that the union to which I belong really pays attention to the situation of workers and their rights, as well as their obligations. I also feel that I’ve been able to learn many things since participating in union activities. For example, I’ve learnt that once the company has made a regulation on our rights it can’t just take those rights away again or erase them. I’ve participated in all sorts of different union activities, like demonstrations and educational activities. Once I even participated in training carried out by Kapal Perempuan (for more on this see my next blog entry).
In the factory where I work there isn’t any obstacle to becoming a member of the union. But participation in union activities is limited by our time, particularly for women who have families. Women have a really important role in the union. In fact, in our union we don’t really focus on gender differences- men and women are offered the same opportunities.
You might be wondering if we ever had any success in championing workers’ rights. Well the answer is yes, there are a number of instances where we have been able to improve the condition of workers. For example:
• We have been successful in obtaining health insurance. In the past the factory did not offer such insurance.
• Our daily food subsidy increased 45%
• We assisted in many cases affecting individual members, for example, a few years ago, the factory fired several workers who used uncertified documentation when they applied for work, whereas they had been working for a long time. Our union helped them to be re-employed. In another case a worker was sacked for being away ill for several weeks (they had a doctor’s certificate). Our union assisted him until he was allowed to work again.
For these reasons, I always encourage workers who are not unionised to become members of a union. We need to gain our rights through unions, because the welfare of workers is impossible to improve unless we join together. I also ask consumers of major footwear and clothing brands to help support and protect our right to unionise. Unions need to be protected because the welfare of workers does not match up with the price of products that they make. In fact workers are valued far below the products that they produce, whereas excellent products are the direct result of the skillful hands of workers.
To read more about my work life experiences, visit my working life.
Ask Sewani…
I am happy to answer your questions about my experiences of life from the factory floor. But please remember I often work long hours and doesn’t have much free time so may take a few days to respond.
Photo: Rino Rino Muhammad Hidayah/OxfamAUS
Related Indonesian entry – Bahasa Indonesia
Hak-hak perlu diperjuangkan bersama-sama
Cukup lama saya belum sempat menulis dalam blog. Minggu-minggu ini saya sering masuk kerja malam, yaitu mulai jam 21:00 sampai jam 6:00. Mungkin dari kecapaian saya masuk angin lalu demam tinggi dengan amandel bengkak. Saya memilih untuk dirawat di rumah saja. Saya sudah mendapat surat keterangan dari doktor, tetapi penjelasan tidak diterima oleh pabrik dan saya dianggap tidak masuk kerja selama beberapa hari. Untunglah sekarang sudah sembuh.
Hari ini saya mau menceritakan sedikit tentang mengapa serikat buruh sangat penting bagi pekerja seperti saya. Saya menjadi anggota serikat sejak tahun 2007. Alasan kenapa saya menjadi anggot serikat adalah karena saya menilai serikat yang saya pilih benar benar mempehatikan keberadaan buruh dan haknya sekaligus kewajibannya. Saya juga merasa saya sudah belajar banyak sekali sejak mengikuti kegiatan serikat buruh. Misalnya tentang kebijakan perusahan yang sudah diberikan kepada buruhnya tidak boleh diambil lagi atau dihilangkan. Saya juga sempat mengikuti beberapa kegiatan serikat buruh, seperti aksi, pendidikan. Bahkan saya pernah mengikuti pendidikan yang diadakan oleh Kapal Perempuan (yang juga didukung oleh Oxfam).
Di pabrik saya sebetulnya tidak ada hambatan untuk menjadi anggota serikat. Tetapi untuk mengikuti kegiatannya terbentur dengan masalah waktu, apalagi perempuan yang sudah berkeluarga. Perempuan mempunyai peran yang cukup penting dalam serikat. Sebenarnya dalam berserikat kami tidak melihat perbedaan itu, laki-laki dan perempuan mendapat kesempatan yang sama di dalam serikat.
Mungkin anda ingin tahu apakah kami pernah ada sukses dalam memperjuangkan hak buruh? Ya, ada beberapa contoh di mana kami berhasil dalam memperbaiki keadaan buruh di pabrik. Misalnya:
o Kami berhasil memperjuangkan JPK (jaminan kesehatan). Sebelumnya, di perusahaan tidak ada JPK.
o Kenaikan tunjangan uang makan 45%
o Kami juga membantu dalam kasus-kasus yang menimpa anggota, misalnya: beberapa tahun yang lalu, perusahaan sempat memecat beberapa buruh yang menggunakan ijasah palsu waktu melamar, padahal mereka sudah lama bekerja. Serikat kami membantu kasus ini sampai mereka dipekerjakan kembali. Lalu, ada lagi buruh di-PHK karena sakit (dan memiliki surat keterangan sakit) dan tidak masuk selama 3 minggu. Serikat kami juga membantu sampai ia dipekerjakan kembali.
Maka saya selalu mendukung buruh yang belum berserikat untuk menjadi anggota serikat. Kita perlu memperjuangkan hak-hak buruh melalui serikat, karena kesejahteraan buruh tidak akan pernah terwujud jika tidak diperjuangkan secara bersama-sama. Saya juga minta agar konsumen sepatu dan baju bermerek mendukung dan melindungi hak berserikat. Serikat perlu dilindungi karena kesejahteraan buruh tidak sebanding dengan harga produk yang mereka buat, bahkan jauh di bawah harga produk yang mereka hasilkan. Padahal, produk yang bagus itu adalah hasil kerja tangan trampil para buruh.